Kamis, 21 Mei 2015

Karunia-Karunia Roh Kudus

Karunia-Karunia Roh Kudus

Surat 1 Korintus 12:4-11 memberikan kepada kita suatu pembagian dari karunia-karunia Roh Kudus. Keseluruhan ayat ini menyatakan; Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.

Pekerjaan besar yang dilakukan gereja Tuhan, karunia-karunia Roh Kudus yang dinyatakan untuk umat percaya, tubuhNya. Ini memampukan orang-orang percaya untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya dan tanggungjawab-Nya secara berhasil guna dan pekerjaan itu berkembang karena adanya karunia-karunia Roh Kudus.

Ada sembilan karunia Roh Kudus dan semuanya itu secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

Karunia-karunia penyingkapan
Karunia perkataan hikmat
Dalam bahasa Yunani “Logos Sophi”, artinya perkataan “Bijak, arif”. Dalam konteks 1 Korintus 12:8 berhubungan dengan kebijakan ilahi, kemampuan untuk mengatur hubungan seseorang dengan Allah berbeda dengan kata “Phronesis”, artinya “Pengertian” yaitu kemampuan mengenal, memahami, dan beradaptasi dengan seseorang. “Logos Sophia” merupakan ucapan yang berhikmat melalui pekerjaan Roh Kudus. Inilah penerapan penyataan firman Allah atau hikmat Roh Kudus pada suatu keadaan atau masalah yang khusus (Kisah Para Rasul 6:10; 15:13-22). Akan tetapi, ini tidak sama dengan memiliki hikmat Allah untuk kehidupan sehari-hari. Hikmat itu dicapai dengan belajar yang rajin dan merenungkan jalan Allah dan firman-Nya, dan melalui doa (Yakobus 1:5-6).

Karunia Hikmat fungsinya guna untuk memecahkan masalah dan mendatangkan berkat dan kemenangan walaupun seseorang hanya mempunyai secara kecil pengetahuan, jika ia dilengkapi dengan banyak hikmat, ia dapat sangat memuliakan pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya seseorang yang mempunyai banyak pengetahuan, tetapi tidak memiliki hikmat, pengetahuannya dapat menjadi pengetahuan terpendam yang takkan pernah diketahui sepenuhnya. Perkataan hikmat mengarah kepada suatu karunia Roh Kudus (1 Korintus 12:8), yang diberikan secara adikodrati kepada seorang beriman yang melalui hikmat ini Secara ajaib menyelesaikan masalah dalam keadaan yang sulit dan karenanya hal ini memuliakan Allah. Dalam Perjanjian Lama yang menceritakan tentang raja Salomo yang bertindak secara hikmat dari Allah (1 Raj. 3:16-28), dan juga pada zaman Tuhan Yesus Kristus di dunia ini. Bagaimana Tuhan Yesus dengan hikmat menghadapi orang-orang Farisi, ahli Taurat untuk menjerumuskan Yesus. Tuhan Yesus dengan manifestasi perkataan hikmat (Matius 22:15-22), dan juga dalam Yohanes 8:4-5 berkata: para ahli Taurat dan orang-orang Farisi menjebak Tuhan Yesus mengenai perkara perempuan zinah yang tertangkap basah.

Karunia perkataan pengetahuan
Pengetahuan mengacu pada keadaan mengetahui sesuatu melalui kesadaran akan mengenal hal-hal dan benda-benda, tetapi karunia perkataan pengetahuan yang dimanifestasikan sebagai salah satu karunia Roh Kudus bukanlah pengetahuan yang dapat dipelajari dan ditekuni. Pengetahuan itu tidak dapat diselidiki atau ditambahkan secara nalar manusia karena hal demikian adalah pemberian Allah. Karunia pengetahuan berfungsi untuk menyingkapkan kebenaran tersembunyi tentang hal-hal dan benda-benda serta memecahkan persoalan pada suatu waktu dan tempat tertentu untuk kemuliaan Allah menurut cara penyingkapan-Nya yang datang secara khusus yang dikerjakan oleh Ilham Roh dan pekerjaan Roh Kudus.

Karunia membedakan Roh
Dalam bahasa Yunani “Diakriseis Pneumaton”, adalah “Pembedaan roh-roh”. Kata “Diakrisis” berasal dari “Diakrino”, “membedakan, memutuskan, menghakimi”. Diakrisi adalah tindakan atau kuasa melihat perbedaan dengan jelas, bukan ‘Diagnosis’, menganalisa berdasarkan pemikiran atau pengertian diri sendiri. Karunia ini merupakan kemampuan khusus yang diberikan oleh Roh untuk membedakan dan menilai nubuat-nubuat secara tepat dan membedakan apakah ucapan itu berasal dari Roh Kudus atau bukan (1 Yohanes 4:1; 1 Korintus 14:29). Menjelang akhir zaman ini ketika guru palsu (Matius 24:5) dan pemutarbalikan Kekristenan yang Alkitabiah akan berkembang secara pesat (1 Timotius 4:1), maka karunia ini akan menjadi sangat penting bagi jemaat.

Karunia-karunia pengungkapan
Karunia berbahasa Roh
Dalam bahasa Yunani “Genos Glossa” (“Genos’” sama dengan “Jenis” “Glossa” sama dengan “Lidah”), sering menggunakan istilah “Glossolalia” dari “Glossa” dan “Laleo”, artinya “berbicara”. Berhubungan dengan “bahasa roh” atau “karunia lidah” sebagai suatu penyataan adikodrati dari Roh Kudus. Bahasa roh itu boleh jadi suatu bahasa yang ada di bumi (Kisah Para Rasul 2:4-6) atau suatu bahasa yang tidak dikenal di bumi (1 Korintus 13:1; 14:1-40). Bahasa semacam itu tidak pernah dipelajari dan sering kali tidak dapat dipahami baik oleh pembicara (1 Korintus 14:14) maupun oleh para pendengar (1 Korintus 14:16). Agar dapat menilai apakah bahasa roh itu sejati, yaitu sungguh-sungguh dari Roh Kudus, harus ditemukan apa yang diajarkan Alkitab. Apabila seseorang yang mengatakan bahwa ia berbicara dalam bahasa roh tetapi tidak mengabdikan diri kepada Yesus Kristus dan kekuasaan Alkitab, dan tidak berusaha menaati Firman Allah, maka penyataan orang itu tidaklah dari Roh Kudus.

Karunia menasirkan bahasa Roh
Dalam bahasa Yunani “Hermeneia”, dari “Hermeneuo”, artinya “Menjelaskan dengan kata-kata, menerjemahkan apa yang dikatakan atau yang ditulis dalam bahasa asing ke dalam bahasa sendiri yang dimengerti.” Kata “Hermeneuo” sendiri berasal dari kata “Hermes”, artinya “dewa bahasa” bangsa Yunani. Karunia ini merupakan kemampuan yang diberikan oleh Roh untuk mengerti dan menyampaikan makna suatu ucapan yang diucapkan dalam bahasa roh. Ketika bahasa roh ini ditafsirkan bagi jemaat, maka fungsinya adalah sebagai petunjuk untuk penyembahan dan doa ataupun sebagai nubuat. Perhimpunan orang percaya kemudian dapat ikut serta dalam penyataan yang diilhamkan oleh Roh ini. Demikianlah, bahasa roh yang ditafsirkan dapat menjadi suatu sarana membangun jemaat sementara segenap perhimpunan itu menanggapi ucapan tersebut (1 Korintus 14:6,13). Karunia ini bisa diberikan kepada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh atau kepada seorang lain. Mereka yang berkata-kata dengan bahasa roh harus berdoa juga untuk memperoleh karunia menafsirkan bahasa roh (1 Korintus 14:13).

Karunia Nubuat
Dalam bahasa Yunani “Propheteia”, artinya “nubuat”, dari kata “Propheteuo”, artinya “Bernubuat”. Kata ‘propheteuo sendiri berasal dari kata “Prophetes”, artinya “Nabi”. Orang percaya harus bisa membedakan di antara nubuat sebagai suatu penyataan sementara dari Roh (1 Korintus 12:10) dan nubuat sebagai suatu karunia pelayanan jemaat (Efesus 4:11). Sebagai suatu karunia pelayanan, nubuat hanya diberikan kepada beberapa orang percaya, yang kemudian harus berfungsi sebagai nabi di dalam jemaat. Sebagai penyataan rohani, nubuat itu sebenarnya tersedia bagi setiap orang Kristen yang dipenuhi Roh (Kisah Para Rasul 2:17-18).

Nubuat merupakan suatu karunia istimewa yang memungkinkan orang percaya untuk meneruskan perkataan atau penyingkapan secara langsung dari Allah di bawah dorongan Roh Kudus (1 Korintus 14:24-25, 29-31). Ini bukanlah penyampaian sebuah khotbah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Nubuat dijalankan di bawah kehendak Allah dan bukan kehendak manusia. Perjanjian Baru tidak pernah menunjukkan bahwa jemaat secara aktif mencari penyataan atau petunjuk dari mereka yang mengaku sebagai nabi. Nubuat diberikan kepada jemaat hanya pada waktu Allah memprakarsai beritanya (1 Korintus 12:11; 2 Petrus 1:21).

Karunia-karunia kuasa
Karunia iman
Dalam bahasa Yunani “Pistis”, berasal dari verba “Peitho”, artinya “Meyakinkan” orang lain termasuk pengertian “Menghasut” (Matius 27:20), menaruh harapan, mengandalkan, menganggap benar, dan percaya. Kata ini punya makna yang cukup luas baik dari segi subyektif maupun obyektif namun secara umum bermakna kemampuan untuk percaya. Dalam konteks 1 Korintus 12:9, “Pistis” merupakan salah satu “Karunia” Roh Kudus, berbeda dengan iman sebagai penyerahan total atau iman yang menyelamatkan. Karunia “Iman” ini adalah iman yang bekerja secara ajaib seperti “Iman untuk memindahkan gunung.”

Karunia kesembuhan
Dalam bahasa Yunani “Iama”, berasal dari verba “Iaomai”, artinya “Menyembuhkan”. Karunia-karunia ini diberikan kepada jemaat untuk memulihkan kesehatan jasmani dengan memakai sarana adikodrati (Matius. 4:23-25; 10:1; Kisah Para Rasu. 3:6-8; 4:30). Bentuk jamak ‘Kharismata’ dalam perkataan “karunia-karunia”, menunjukkan penyembuhan berbagai macam penyakit dan menganjurkan bahwa setiap tindakan penyembuhan merupakan suatu karunia yang khusus dari Allah. Sekalipun karunia-karunia untuk menyembuhkan ini tidak dikaruniakan kepada setiap anggota tubuh dalam suatu cara yang istimewa (1 Korintus 12:11, 30), namun semua anggota boleh mendoakan orang sakit. Pada waktu ada iman, orang yang sakit itu akan disembuhkan. Kesembuhan dapat juga terjadi sebagai hasil dari ketaatan terhadap petunjuk-petunjuk dalam Yakobus 5:14-16. Allah memberikan ‘Kharismata’, artinya “karunia-karunia”, dan bukan ‘Iamata’, atau “Kesembuhan- kesembuhan”. Iamata dapat bermakna obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit, sedangkan ‘Kharismata’ adalah aneka ragam kemampuan untuk menyembuhkan aneka ragam penyakit, dengan atau tanpa obat.

Karunia Mujizat
Dalam bahasa Yunani “Energemata Dunameon”, dari kata “Energema”, artinya “Pekerjaan”; Dan “Dunamis”, artinya “Mujizat”. Kata “Dunamis” berasal dari verma “Dunamai”, artinya “Mampu”. Semua kata yang dibentuk dari stem “Duna-“ senantiasa berhubungan dengan kemampuan. Ini merupakan perbuatan-perbuatan kuasa adikodrati yang dapat mengubah tatanan hukum alam yang normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar